BAB II
PEMBAHASAN KASUS
A.
Kasus
Seorang
klien dirawat ruangan perawat umum rumah sakit swasta, klien dirawat dengan
keluhan tubuhnya lemas nyaris pingsan,
akhir-akhir
ini klien mengeluh haus, sering BAK,
Lapar, BB turun 3 kg dalam 1 bulan, keluhan lain dirasakan mudah lelah, suka terasa kesemutan pada
jari-jari tangan atau kaki, serta
penglihatannya jadi kabur, walau sudah memakai kaca mata +1.
Hasil pemeriksaaan gula darah 423 mg/dl,
klien
diberikan insulin.sebelumnya klien meminum metformin. Klien bertanya bagaimana bisa
terkena penyakit ini. diagnosa medis
klien DM tipe2, perawat dan dokter serta para medik lain yang terkait
melaukan perawatan secara integirasai untuk menghindari atau mengurangi
komplikasi lebih lanjut.
B.
Pengkajian
1.
Riwayat kesehatan
a.
Keluhan utama
1)
Saat masuk rumah
sakit
Dengan keluhan tubuhnya lemas
nyaris pingsan, sering mengeluh haus, sering BAK, sering merasa lapar, BB turun
3 kg dalam 1 bulan ini, mudah lelah, suka terasa kesemutan pada jari-jari
tangan dan kaki, pengelihatannya menjadi kabur, walau sudah memakai kacamata
+1.
2)
Saat pengkajian
Hasil pemeriksaan gula darah 423
mg/dl, klien diberi insulin, sebelumnya klien meminum metformin
b.
Pemeriksaan fisik
1)
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan.
Kram
otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur/istirahat.
Tanda : Takikardi
dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.
Letargi/disorientasi, koma.
Penurunan kekuatan otot.
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut.
Klaudikasi,
kebas, dan kesemutan pada ekstremitas.
Ulkus
pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia.
Perubahan
tekanan darah postural; hipertensi.
Nadi
yang menurun/tak ada.
Disritmia.
Kulit
panas, kering, dan kemerahan; bola mata cekung.
3) Integritas ego
Gejala : Stres; tergantung pada orang lain.
Masalah
financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang.
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria),
nokturia.
Rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi)
Nyeri
tekan abdomen.
Diare.
Tanda : Urine encer,
pucat, kuning: poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria jika terjadi
hipovolemia berat).
Urine berkabut, bau busuk (infeksi).
Bising usus lemah dan menurun:
hiperaktif (diare).
5) Makanan/cairan
Gejala : Hilang napsu makan.
Mual/muntah.
Tidak mengikuti diet; peningkatan
masukan glukosa/karbohidrat.
Penurunan berat badan lebih dari
periode beberapa hari/minggu.
Haus.
Penggunaan diuretic (tiazid).
Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek.
Kekakuan/distensi abdomen, muntah.
Pembesaran tiroid (peningkatan
kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula darah).
Bau halitosis/manis, bau buah (napas
aseton).
6)
Neurosensori
Gejala : Pusing/pening.
Sakit
kepala.
Kesemutan,
kebas kelemahan pada otot, parestesia.
Gangguan
penglihatan.
Tanda : Disorientasi;
mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa
lalu); kacau mental.
Refleks tendon dalam (RTD) menurun
(koma).
Aktivitas kejang.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri
(sedang/berat).
Tanda : Wajah
meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
8) Pernapasan
Gejala : Merasa
kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi/tidak).
Tanda : Lapar udara.
Batuk, dengan/tanpa sputum purulen
(infeksi).
Frekuensi pernapasan.
9) Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal; ulkus kulit.
Tanda : Demam. Diaphoresis.
Kulit
rusak, lesi/ulserasi.
Menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak.
Parestesia/paralisis
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium cukup tajam).
10) Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah
impoten pada pria; kesulitan orgasme pada wanita.
11) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor
resiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang
lambat.
Penggunaan obat seperti steroid, diuretic (tiazid); dilantin dan
fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan.
2.
Data Fokus
Data subjektif
|
Data Objektif
|
||||
1.
Klien mengatakan tubuhnya lemas
nyaris pingsan
2.
Klien mengatakan akhir-akhir ini sering haus
3.
Klien mengatakan sering buang air kecil
4.
Klien mengatakan sering merasa lapar
5.
Klien mengatakan mudah lelah
6.
Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
7.
Klien mengatakan penglihatannya jadi kabur
8.
Klien mengatakan berat badannya turun 3kg dalam satu bulan ini
9.
Klien mengatakan sebelumnya klien minum metformin
Data Tambahan :
1.
Klien mengatakan suka merasa gatal-gatal
|
1.
Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2.
Klien diberikan insulin
3.
Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2
4.
Klien bertanya bagaimana bisa terkena penyakit ini
Data tambahan :
1.
Hasil pemeriksaan urine : keton (+)
2.
Klien tampak lemah
3.
Klien tampak pucat
4.
Turgor kulit tidak elastic
5.
Membrane mukosa kering
6.
Kesadaran compos mentis
7.
Kapileri refil >3 detik
8.
Akral teraba hangat
9.
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
10. Kekuatan otot ekstremitas kanan dan kiri atas serta
kanan dan kiri bawah
11. Hasil pemeriksaan Laboratorium
Leukosit
4.500 u/L
Hemoglobin :
10gr/dl
Albumin : 3,0 gr %
12. Berat Badan :
50kg
Tinggi
Badan : 165 cm
IMT :
BB / (TB)²
:
50 / 2,7
:
18,5
|
3.
Analisis Data
NO
|
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
PARAF
|
||||
1.
|
Data subjektif:
1. Klien mengatakan tubuhnya lemas nyaris pingsan
2. Klien mengatakan sering merasa lapar
3. Klien mengatakan mudah lelah
4. Klien mengatakan berat badannya turun 3kg dalam satu
bulan ini
5. Klien mengatakan sebelumnya klien minum metformin
Data objektif:
1. Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2. Klien diberikan insulin
3. Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2
Data tambahan :
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak pucat
3. Turgor kulit tidak elastic
4. Membrane mukosa kering
5. Kesadaran compos mentis
6. Hasil pemeriksaan Laboratorium
·
Leukosit 4.500 u/L
·
Hemoglobin : 10gr/dl
·
Albumin : 3,0 gr %
7. Berat
Badan : 50kg
Tinggi Badan
: 165 cm
IMT
: BB / (TB)²
: 50 / 2,7
:
18,5
8. Akral teraba hangat
9. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
10. Hasil pemeriksaan Laboratorium Leukosit 4.500 u/L
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Ketidakcukupan insulin
|
Ns. Dewi
|
||||
2.
|
Data subjektif:
1. Klien mengatakan tubuhnya lemas nyaris pingsan
2. Klien mengatakan akhir-akhir ini sering haus
3. Klien mengatakan sering buang air kecil
4. Klien mengatakan mudah lelah
5. Klien mengatakan berat badannya turun 3kg dalam satu
bulan ini
6. Klien mengatakan sebelumnya klien minum metformin
Data Objektif:
1. Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2. Klien diberikan insulin
3. Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2
Data tambahan :
1. Hasil pemeriksaan urine : keton (+)
2. Klien tampak lemah
3. Klien tampak pucat
4. Turgor kulit tidak elastic
5. Membrane mukosa kering
6. Kesadaran compos mentis
7. Kapileri refil >3 detik
8. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
|
Kekurangan volum cairan
|
Diuresis osmotic
|
Ns.
Dewi
|
||||
3.
|
Data subjektif:
1.
Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
Data tambahan :
1.
Klien mengatakan suka gatal-gatal.
Data objektif:
1.
Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2.
Klien diberikan insulin
3.
Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2
Data tambahan :
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak pucat
|
Gangguan perfusi jaringan perifer
|
Penghentian aliran darah arteri
|
Ns.
Dewi
|
||||
4.
|
Data subjektif:
1. Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada
jari-jari tangan atau kaki
2. Klien mengatakan penglihatannya jadi kabur
Data objektif :
1. Kesadaran compos mentis
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
3. Kekuatan otot ekstremitas kanan dan kiri atas serta
kanan dan kiri bawah
|
Resiko cedera jatuh
|
Penurunan fungsi penglihatan
|
Ns.
Dewi
|
C.
Diagnosa
NO
|
DIAGNOSA
|
TGL DITEMUKAN
|
TGL TERCAPAI
|
PARAF
|
1.
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakcukupan insulin
|
24 Maret 2014
|
27 Maret 2014
|
Ns.
Dewi
|
2.
|
Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotic
|
24 Maret 2014
|
27 Maret 2014
|
Ns.
Dewi
|
3.
|
Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penghentian
aliran darah arteri
|
24 Maret 2014
|
27 Maret 2014
|
Ns.
Dewi
|
4.
|
Resiko cedera jatuh b.d penurunan fungsi penglihatan
|
24 Maret 2014
|
27 Maret 2014
|
Ns.
Dewi
|
D.
Intervensi Keperawatan
NO
|
TUJUAN DAN KERITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
PARAF
|
1.
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam masalah keperawatan perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakcukupan insulin dapat teratasi dengan Kriteria hasil:
1. Pasien
tidak lemah atau penurunan tingkat kelemahan.
2. Peningkatan
berat badan atau berat badan ideal atau normal.
3. Nilai
normal laboratorium hemoglobin 13-16gr/dl untuk wanita 12-14 gr/dl.
4. Nilai
laboratorium yang terkait DM normal (terutama GDS 60-100 mg/dl, kolesterol
total 150-250mg/dl, protein total 6-7,0 gr/dl)
5. Pasien
habis 1 porsi makan,setiap kali makan sesuai jumlah kalori yang dianjurkan.
|
Mandiri:
1.
Timbang berat badan atau ukur lengan setiap hari sesuai dengan indikasi.
2.
Tentukan program diet dan pola makan pasien sesuai
dengan kadar gula yang dimiliki.
3.
Libatkan keluarga pasien dalam memantau waktu makan,
jumlah nutrisi.
4.
Observasi tanda-tanda hipoglikemi (perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab atau dingin, denyut nadi cepat, lapar, cemas, sakit
kepala,pusing, sempoyongan)
Kolaborasi :
1.
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glukosa
darah, aseton
2.
Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan
tekhnik IV secara intermiten atau secara kontinyu
3.
Lakukan konsultasi dengan ahli diet
4.
Berikan diet 60% karbohidrat, 20% protein dan 20%
lemak dan penataan makan dan pemberian makan tambahan.
|
Mandiri
:
1.
Mengkaji indikasi terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan
menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi penderita DM
2.
Menyesuaikan antara kebutuhan kalori dan kemampuan
sel untuk mengambil glukosa
3.
Meningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol
masukan nutrisi sesuai kemampuan untuk menarik glukosa dalam sel.
4.
Karena metabolise karbohidrat mulai terjadi, gula
darah akan berkurang dan sementara pasien tetap diberikan insulin maka
hipoglikemia dapat terjadi.
5.
Gula darah
akan menurun perlahan dengan penggunaan terapi insulin terkontrol.
6.
Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya
dengan cepat pula dapat membantu memindahkan kedala sel, pemberian intravena
merupakan rute pilihan utama karena absorpsi dari jaringan subkutan mungkin
tidak menentu/sangat lambat.
7.
Kebutuhan diet penderita harus sesuai dengan jumlah
kalori karena jika tidak terkontrol akan beresiko hiperglikemia.
8.
Intake kompleks karbohidrat (jagung, wortel,
brokoli, buncis, gandum) berdampak pada penekanan kadar glukosa darah,
kebutuhan insulin, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan rasa
kenyang.
|
Ns. dewi
|
2.
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah volume cairan
kurang dari kebutuhan tubuh b.d dieuresis osmotic
Keriteria
hasil:
1. Tanda-tanda
vital stabil( dan mendekati aman nadi 80-90x/menit, TD : 100-140/ 80-90mmHg,
Suhu tubuh : 36,5- 37,4ºc, RR: 20-22x/menit)
2. Nadi
perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakhialis, arteri dorsalis
pedis.
3. Turgor
kulit dan pengisian kapiler baik dibuktikan dengan kapilary refiil
>2detik.
4. Keluaran
urine dalam kategori aman >100cc/hari sampai batas normal 1500cc- 1700cc
5. Kadar
elektrolit urine dalam batas normal dengan nilai natrium 130-220Meq/24 jam,
kalium 25-100meq/24jam, klorida 120-250 meq/L, Magnesium 1,0-2,5 mg/dl
|
Mandiri
:
1.
Dapatkan riwayat pasien atau orang terdekat.tentang
lama dan frekuensi urin.
2.
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD
3.
Kaji suhu, warna turgor kulit dan kelembabannya
4.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit
dan membrane mukosa.
5.
Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis
urine
Kolaborasi :
1.
Berikan
terapi cairan normal 1 atau 1/2 normal salin dengan atau tanpa dextrose.
2.
Pemasangan kateter urin jika perlu
3.
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit,
osmolalitas darah, natrium.
4.
Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui IV
atau melalui oral sesuai indikasi
|
Mandiri:
1. Membantu
dalam memperkirakan kekurangan volume total.semakin tinggi lama dan frekuensi
urine maka semakin banyak resiko kehilangan cairan.
2. Penurunan
volume cairan darah atau hipovolemik akibat dieuresis osmosis dapat
dimanifestasikan oleh hipotensi, takikardi dan nadi lemah.
3. Dehidrasi
yang disertai demam akan teraba panas, kemerahan dan kering dikulit.
Sedangkan penurunan turgor kulit sebagai indikasi penurunan volume cairan
pada sel.
4. Nadi yang
lemah, pengisian kapiler yang lambat sebagai indikasi penurunan cairan dalam
tubuh.semakin lemah dan lambat dalam pengisian semakin tinggi derajat
kekurangan cairan.
5. Untuk
mengganti cairan dengan cepat, tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respon pasien secara individual.
6. Memberikan
pengukuran yang tepat atau akurat terhadap pengukuran keluaran urin
7. Mengkaji
tingkat hidrasi dan seringkali meningkat akibat kemokonsentrasi yang terjadi
setelah dieuresis osmotic
·
Meningkat sehubungan dengan adanya hiperglikemia dan
dehidrasi.
·
Kadar natrium yang tinggi mencerminkan kehilangan
cairan atau dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam berespon terhadap
sekresi aldosteron.
8. Kekurangan
kalium dan elektrolit akan mempengaruhi system tubuh misalnya penurunan
eksitasi persyarafan. Kalium harus ditambahkan pada IV pada hipokalemia.
|
Ns.
Dewi
|
3.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan
masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan perifer b.d Penghentian aliran
darah arteri dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Klien
tidak merasakan kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
|
Mandiri :
1. Observasi
warna kulit bagian yang sakit.
2. Catat
penurunan nadi; pengisian kapiler lambat; perubahan trofik kulit (tak
berwarna, mengkilat/tegang).
3. Evaluasi
sensasi bagian yang sakit, contoh tajam/dangkal, panas/dingin.
4. Lindungi
dari cedera, contoh hindari dari aktivitas menggunakan alat tajam, memerlukan
fungsi motorik halus, atau melibatkan panas/dingin (mengetes air mandi).
|
Mandiri :
1. Selama
perubahan warna, bagian yang sakit pertama menjadi dingin dan kebas, kemudian
berdenyut, dan sensasi kesemutan.
2. Perubahan
ini menunjukkan kemajuan/proses kronis.
3. Sensasi
sering menurun selama serangan atau kronis pada penyakit tahap lanjut.
4. Kurangnya
kesadaran bahwa sensasi menurun dapat menimbulkan situasi dimana bagian yang
sakit terganggu.
|
Ns.
Dewi
|
4.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2×24jam diharapkan tidak terjadi resiko cedera jatuh pada pasien dengan kriteria hasil
:
1.
Mengidentifikasi
faktor-faktor resiko cedera
2.
Memodifikasi lingkungan
sesuai petunjuk untuk meningkatkan keamanan dan penggunaan sumber-sumber
secara tepat.
|
Mandiri:
1.
Hindarkan alat-alat yang
dapat menghalangi aktivitas pasien
2.
Gunakan bed yang rendah
3.
Orientasikan untuk pemakaian
alat bantu penglihatan ex. Kacamata
4.
Bantu pasien dalam ambulasi
atau perubahan posisi
|
Mandiri:
1.
Untuk meminimalisir
terjadinya cedera
2.
Meminimalkan resiko cedera
3.
Membantu dalam penglihatan
klien
4.
Agar tidak terjadi cedera.
|
Ns. Dewi
|
No comments:
Post a Comment