Monday 20 October 2014

IDK 3

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Proses keperawatan mencakup pertimbangan ilmiah. Perawat membuat kesimpulan tentang makna dari respon klien terhadap masalah skesehatan atau menyamaratakan status fungsi kesehatan klien. Suatu pola akan mulai terbentuk sebagai contoh klien mengalami nyeri akut dan mobilitasnya terbatas. Perawat terus mengumpulkan informasi sampai klarifikasi yang akurat tentang masalah klien di tetapkan, seperti diagnosa keperawatan berikut kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri punggung akut. Definisi yang jelas tentang masalah klien kemudian memberikan dasar untuk intervensi keperawatan dan evaluasi dari hasil. Intervensi keperawatan di rancang untuk menghilangkan nyeri sehingga dengan demikian memperbaiki mobilitas klien.
Kerangka kerja proses keperawatan mencakup langkah pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Setiap langkah proses keperawatan penting untuk pemecahan masalah yang akurat dan denganerat saling berhubungan satu sama lain (Gordon, 1995)

B.     Manfaat Penulisan
Sebagai seorang mahasiswa, tulisan ini akan memberikan beberapa manfaat :
1.      Memberikan penjelasan tentang proses keperawatan implementasi
2.      Memberikan penjelasan tentang proses keperawatan evaluasi
3.      Memberikan penjelasan tentang pendokumentasian keperawatan
4.      Memberikan gambaran pembahasan kasus tentang pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi keperawatan

C.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud implementasi, evaluasi dan dukumentasi keperawatan?
2.      Bagaimana membuat pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi keperawatan.
D.    Tujuan Penulisan
Setelah membaca tulisan ini, diharapkan kepada para pembaca :
1.      Dapat mengetahui proses keperawatan implementasi.
2.      Dapat mengetahui proses keperawatan evaluasi
3.      Dapat mengetahui cara pendokumentasian keperawatan
4.      Dapat mengaplikasikan proses keperawatan dalam pelaksanaan kegiatan keperawatan

E.     Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bab I Pendahuluan terdiri dari     :
Latar belakang,manfaat penulisan,rumusan masalah,tujuan penulisan,dan sistematika penulisan
2.      Bab II Pembahasan                       : Proses Keperawatan
3.      Bab III Penutup                            : Kesimpulan, dan saran
4.      Lampiran                                       : Daftar pustaka.

















BAB II
TINJAUAN TEORITIS PROSES KEPERAWATAN

A.    Implementasi (Potter & Perry. 2009. Fundamental of nursing. Buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika)

Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang di perlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang di perkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan di selesaikan.
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkankinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf dan mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien.
1.      proses implementasi
Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima tahap :
a.       Mengkaji ulang klien
Pengkajian adalah suatu proses yang berkelanjutan, yang mungkin di fokuskan hanya pada satu di mensi atau sistem. Setiap kali perawat berinteraksi dengan klien, data tambahan di kumpulkan untuk mencerminkan kebutuhan fisik, perkembangan, intelektual, emosional, dan spiritual klien.
b.      Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
Modifikasi rencana asuhan yang telah ada mencakup beberapa langkah. Pertama, data dalam kolom pengkajian di revisi sehingga mencerminkan status kesehatan terbaruklien. Data baru yang dimasukkan dalam rencana asuhan harus di beri tanggal untuk meninformasikan anggota tim perawatan kesehatan yang lain tentang waktu dimana terjadi perubahan.
        Kedua, diagnosa keperawatan direvisi. Diagnosa keperawatan yang tidak relevan di hapuskan dan diagnosis keperawatan yang baru di tambahkan dan di beri tanggal. Karena status klien dan kebutuhan perawatan kesehatannya berubah, maka prioritasnya, tujuan dan hasil yang di harapkan juga harus di revisi. Tanggal revisi tersebut juga di tulis pada rencana asuhan.
        Ketiga, metoda implementasi spesifik di revisi untuk menghubungkan dengan diagnosa keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru.
c.       Mengidentifikasi area bantuan
Beberapa situasi keperawatan mengharuskan perawat untuk mencari bantuan. Bantuan dapat berupa tambahan tenaga, pengetahuan atau keterampilan keperawatan. Sebelum mengevalusi rencana untuk menentukan kebutuhan bantuan dan tipe yang di butuhkan.
d.      Mengimplementasikan intervensi keperawatan
Perawat memilih intervensi keperawatan berikut metoda untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yaitu membantu dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari, mengonsulkan dan menyuluh klien dan keluarganya, memberi asuhan keperawatan langsung dan mengawasi dan mengevaluasi kerja anggota staf lainnya.
Praktik keperawatan terdiri dari keterampilan kognitif, interpersonal, dan psikomotor (teknis).
e.       Mengkomunikasikan intervensi
Intervensi keperawatan dituliskan atau dikomunikasikan secara verbal. Ketika di tuliskan, intervensi keperawatan dipadukan kedalam rencana asuhan keperawatan dan catatan medis klien.
Intervensi keperawatan juga di komunikasikan secara verbal dari satu perawat ke perawat lainnya atau dari tenaga perawatan profesional lainnya. Perawat umumnya berkomunikasi secara verbal ketika pergantian tugas, memindahkan klien ke unit perawatan lain atau memulangkan klien ke lembaga perawatan kesehatan lainnya.

2.  Metoda implementasi
a.  membantu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) adalah aktivitas yang biasanya di lakukan dalam sepanjang hari normal; aktivitas tersebut mencakup, ambulasi, makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi, dan berhias. Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan dalam AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen, atau rehabilitatif. Suatu penyakit akut di tandai oleh gejala-gejala yang biasanya parah dan timbul untuk waktu yang secara relatif singkat, biasanya kurang dari 6 bulan.  
b. konseling
Konseling adalah metoda implementasi yang membantuklien menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal di antara, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Perawat memberi konseling untuk membantu klien menerima perubahan aktual atau yang akan terjadi yang di akibatkan oleh stres. Konseling adalah dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.
c. penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu metoda implementasi yang digunakan untuk menyajikan prinsip, prosedur, dan teknikyang tepat tentang perawatan kesehatan untuk klien tentang status kesehatannya. Sebagai tanggung jawab keperawatan, penyuluhan diimplementasikan pada semua lingkup perawatan kesehatan, seperti di unit perawat akut, perawatan di rumah dan lingkungan di komunitas.
d. Memberikan asuhan keperawatan langsung
Untuk mencapai tujuan terapeutik bagi klien, perawat melakukan intervensi untuk mengompensasi reaksi yang merugikan, dengan menggunakan tindakan pencegahan dan preventif dalam memberikan asuhan, menerapkan tehnik yang tepat dalam memberikan asuhan dan menyiapkan klien untuk prosedur spesifik dan melakukan tindakan yang menyelamatkan jiwa dalam situasi darurat.

B.     Evaluasi (Potter & Perry. 2009. Fundamental of nursing. Buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika)

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Data di kumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan dalam fungsi dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam ketersediaan atau penggunaan sumber eksternal (Carnevali & Thomas, 1993).
Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku atau respon klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan atau pemeliharaan status yang sehat. Selama evaliasi, perawat memutuskan apakah langkah proses keperawatn sebelumnya telah efektif dengan menelaah respons klien dan membandingkannya dengan perilakuyang di sebut dalam hasil yang di harapkan.
Aspek lain dalam evaluasi mencakup pengukuran kualitas keperawatan yang di berikan dalam lingkungan perawatan kesehatan. Perawat mengevaluasi setiap kemajuan dan pemulihan klien. Tetapi hal ini tidaklah cukup, organisasi perawatan kesehatan merupakan fokus dari the Joint Commision on Acreditation of Healthcare Organization (JCAHO) dan professional standards review organization (organisasi peninjau standar profesional [PSRO]).
a.       Dinamika mengevaluasi proses keperawatan
Selama evaluasi perawat secara kontinu mengarahkan kembali asuhan keperawatan ke arah terbaik untuk memenuhi kebutuhan klien. Sebagai contoh, ketika mengevaluasi klien terhadap perubahan dalam tanda-tanda vital, perawat menerapkan pengetahuan tentang proses penyakit dan respons fisiologis untuk menginterpretasikan apakah perubahan telah benar-benar terjadi dan apakah perubahan tersebut diinginkan. Klien dengan nyeri akut dapat mengalami peningkatan frekuensi jantung dan peningkatan ketegangan otot. Perawat mengetahui bahwa hal ini adalah respons sistem saraf simpatis terhadap stimuli nyeri. Setelah memberikan medikasi untuk nyeri dan mengatur kembali posisi klien, perawat akan kembali mengevaluasi apakah tanda-tanda vital akan kembali pada tingkat nilai dasar klien (sebelum mengalami) atau pada tingkat yang lebih dapat di terima. Evaluasi positif terjadi ketika hasil yang diinginkan terpenuhi, memampukan perawat untuk menyimpulkan bahwa dosis medikasi dan intervensi keperawatan secara efektif memenuhi tujuan klien untuk meningkatkan kenyamanan. Evaluasi negatif atau hasil yang tidak di inginkan menandakan bahwa masalah tidak terpecahkan atau terdapat masalah potensial yang belum diketahui. Sebagai akibat, perawat harus mengubah rencana asuhan dan mencoba terapi atau pendekatan yang berbeda dalam memberikan terapi yang sedang di berikan.
Urutan dari mengevaluasi secara kritis dan merevisi terapi ini berlanjut sampai masalah secara tepat terselesaikan. Hasil harus realistik dan di sesuikan dengan dasar prognosis dan kondisi klien. Perawat harus menyadari bahwa evaluasi adalah dinamis dan berubah terus, bergantung pada diagnosa keperawatan dan kondisi klien. Klien yang status kesehatannya terus berubah membutuhkan evaluasi lebih sering.
b.      Evaluasi dari pencapaian tujuan
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk membantu klien menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial, dan mempertahankan status sehat. Evaluasi terhadap tujuan asuhan menentukan apakah tujuan ini telah terlaksana. Perawat mencocokkan perilaku klien. (mis. Pemberian mandiri/insulin atau perilaku bebas ansietas)atau respons fisiologis (mis penurunan ukuran luka dekubitus atau penurunan suhu tubuh). Untuk mengevaluasi secara objektif tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan, perawat harus menggunakan langkah berikut:
1)      Meneliti pernyataaan tujuan untuk mengidentifikasi perilaku atau respons klien yang benar-benar di inginkan
2)      Kaji klien terhadap adanya perilaku atau respons tersebut
3)      Bandingkan kriteria hasil yang telah di tetapkan dengan perilaku atau respons yang di temukan
4)      Nilai tingkat kesamaan antara kriteria hasil dan perilaku atau respons
5)      Jika terdapat ketidaksamaan (atau hanya sebagian sama) antara kriteria hasil dan perilaku atau respon apakah hambatannya? Mengapa terjaddi ketidaksamaan?
Terdapat tingkatan yang berbeda dalam pencapaian tujuan. Jika respons klien sesuai atau melebihi kriteria hasil maka tujuan terpenuhi. Jika perilaku klien mulai menunjukan perubahan tetapi belum memenuhi kriteria yang di tetapkan, maka tujuan sebagian terpenuhi. Jika terdapat kemajuan, tujuan tidak terpenuhi. Tujuan yang di tetapkan dengan jelas dengan hasil spesifik akan mudah diukur.

  1. Pendokumentasian (Doenges, Marilynn. Moorhouse, Mary Frances. Geissler, alice. 2000. Rencana asuhan keperawatan edisi 3. Jakarta EGC.)

Secara umum, tujuan dari sistem pencatatan adalah
1.      Memfasilitasi kualitas perawatan pasien
2.      Memastikan pencatatan tentang kemajuan dengan memperhatikan hasil yang berfokus pada pasien.
3.      Memfalisitasi konsistensi interdisiplin dan komunikasi tujuan serta kemajuan pengobatan.

Standar keperawatan (standard of clinical neursing practice 1991) menggambarkan keperawatan yang diberikan untuk semua klien dari pelayanan keperawatan dan setiap standar mencakup kriteria pengukuran yang menunjukan catatan selain itu, standar asuhan keperawatan 1992 (joint commission on accreditation of healt care organitation(jcaho)) juga memfokuskan perhatian kita pada pencatatan seperti yang disajikan dalam tabel 2-1 yang menggambarkan tanggung jawab prefesional semua NR dan memberikan kriteria untuk membantu mengukur kecapaian standar yang diidentifikasi.
Terdapat beberapa fornat pencatatan yang telah digunakan untuk pencatatan. Format ini termasuk buku catatan, dengan kata kepala tunggal (entri) yang melingkup seluruh waktu dinas seperti pukul 7-3 malam, catatan waktu secara naratif seperti 8.30 pagi, makan pagi habis semua, dan sistem pencatatan yang berorientasi masalah medikal (POMR atau PORS) dengan menggunakan pendekatan SOAP/SOAPIER, untuk menyebutkan beberapa format tersebut. Format paling akhir dapat memberikan pencatatan menyeluruh, tetapi format ini dibuat oleh dokter untuk perawatan suaktu dan membutuhkan entri yang dikaitkan kepada masalah pasien yang teridentifikasi dari daftar masalah.
Format sistem baru yang dibuat oleh perawat untuk pencatatan perawatan yang sering atau berulang adalah pencatatan FOKUS. Sistem format ini dibuat untuk memberi dorongan agar melihat pada paisen dari segi positif nya dari pada segi negatif nya (orientasi masalah) dengan menggunakan pencatatan yang tepat untuk mencatat proses keperawatan. Mencatat informasi pengkajian, intervensi dan evaluasi dalam format data, tindakan dan respon (DAR) memudahkan pelacakan dan penelusuran apa yang terjadi pada pasien pada suatu saat tertentu. Pencatatan berfokus pada pasien dan perhatian keperawatan. Titik pokoknya adalah status pasien dan asuhan keperawatan yang berkaitan. Fokus slalu dinyatakan dalam cara yang menunjukan perhatian atau kebutuhan pasien dari pada menunjukan tugas perawat atau diagnosis medik. Jadi, fokus dapat merupakan masalah atau kekhawatiran pasien atau diagnosis keperawatan, tanda gejala yang secara potensial penting (seperti demam disritmia, edema), kejadian atau perubahan berarti pada status, atau standar keperawatan / kebijakan khusus rumah sakit. Berdasarkan situasi pasien.






































BAB III
PEMBAHASAN KASUS

A.    Kasus
Tn. J dirawat di RS Mawar dengan Dx. Stroke Hemoragik. Sebelumnya klien
sudah 1 minggudi bawa ke RS Mawar. Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan sehingga semua aktivitasnya harus dibantu. Mulut moncong dan klien tidak bisa bicara dengan jelas. Karena kelemahan kaki dan tangannya klien tidak bisa mandi, makan dan minum. Mulut klien bau, gigi tampak kotor, rambut kotor dan bau, kulit bersisik. Klien juga kesulitan menelan sehingga ia di pasang NGT untuk pemberian cairan makanannya. Saat ini TB= 170 cm, BB= 50 kg, Hb=10 gr/dl, leukosit= 15000 ul, Suhu= 38,5o C, TD= 170/90 mmHg, Nadi= 90 x/m, RR= 22 x/m. Saat memandikan klien, Ns. Dewi melihat daerah bokong tampak lecet, kemerahan,, begitu pula daerah tumit kaki tampak lecet. Klien sudah 1 minggu ini tidak BAB. Istri klien mengatakan seminggu yang lalu klien mengejan saat BAB, sangat susah dan keras sehingga dikasih obat pencahar. Ns. Stevani menegakan beberapa diagnosa, membuat intervensi dan mengimplementasikannya.
Setelah 1 minggu dirawat, didapatkan hasil TD= 140/80 mmHg, Nadi=84 x/m, Suhu= 37o C, RR= 20x/m, kesadaran compos mentis. Klien tampak bersih, segar, mulut dan gigi bersih dan tidak bau, rambut bersih dan rapi. Keluarga klien mengatakan klien BAB setiap hari, BAB lunak, kuning kecoklatan. Klien belom bisa mengankat extremitas dextra, hanya bisa menggerakan jari-jari tangan dan kaki. Hasil Lab tanggal 26 februari 2013 leokosit= 9000 ul, Hb= 12 gr/dl. Kulit bokong tampak kering, bersih, warna kulit tidak kemerahan lagi.










B.     Pengkajian Data
1.      Data Subjektif dan Data Objektif
Data Subjektif
Data Objektif
Keluarga :
“klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan sehingga semua aktivitasnya dibantu”.

“Mulut mencong dan klien tidak bisa bicara dengan jelas”.

“kaki dan tangan klien mengalami kelemahan sehingga tidak bisa mandi, makan dan minum”.

“klien sudah 1 minggu tidak BAB”

“seminggu yang lalu klien mengejan saat BAB, sangat susah dan keras sehingga di kasih pencahar”.
Hasil Observasi :
1.      Mulut bau
2.      Gigi tampak kotor
3.      Rambut kotor dan bau
4.      Kulit bersisik
5.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
6.      Daerah bokong tampak lecet dan kemerahan
7.      Daerah tumit kaki tampak lecet

Hasil Pemeriksaan :
1.      TB= 170 cm
2.      BB= 50 kg
BB normal   = TB-100
= 170-100
= 70 kg
BB ideal
= (TB-100) - [10%-(TB-100)]
= (170-100) – [10%-(170-100)]
= 70 – (10%-70)
= 70 – 7
= 63 kg
IMT =BB/TB2
= 50 kg/1,72
=50/2,89
= 17,9
3.      Hb= 10 gr/dl
Normal:  L= 13,0-16,0
P= 12,0-14,0
4.      Leukosit= 15000 ul
Normal=
5.      Suhu= 38,5oC
Normal=  36-37oC
6.      TD= 170/90 mmHg
Normal= 120/80 mmHg
7.      Nadi= 90 x/m
Normal= 60-100 x/m
8.      RR= 22 x/m
Normal= 12-24 x/m
















































Ket.
1.        Rumus :
a.       BB Normal = TB – 100
b.      BB Ideal = ( TB – 100 ) – ( 10 % ( TB – 100 )
c.       IMT = BB / (TB)2 ( m )

2.      Klasifikasi :
a.       Berat badan
1)      Kelebihan Berat Badan / Overweight = Hasilnya 10% s/d 20% lebih besar
2)      Kegemukan / Obesitas / Obesity = Hasilnya lebih dari 20% dari yang seharusnya
3)      Kurus = Hasilnya 10% kurang dari yang seharusnya
b.      Kriteria IMT/BMI menurut versi WHO (World Health Organisation) :
1)      BMI < 18.5 berarti underweight atau berat badan kurang, perlu lebih banyak olahraga dan makan makanan padat kalori dari jenis complex carbohidrat
2)      BMI 18.5 – 22.9 berat badan ideal, selamat
3)      BMI 23 – 24.9 berat badan masih tergolong normal-ideal
4)      BMI 25 – 29.9 mendekati batas obesitas
5)      BMI >= 30 sudah berada di level obesitas

























2.      Menganalisis Data

No
Data
Masalah
Etiologi
Paraf
1.
Data Subjektif:
f.       Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan
Data Objektif:
c.       Klien tidak mampu menggerakan tangan
d.      Klien terbaring lemah ditempat tidur
e.       Bokong klien tampak lecet kemerahan begitu juga tumit kaki tampak lecet
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan neuromuskular

2.
Data subjektif:
“kelemahan tangan dan kaki klien tidak bisa mandi, makan dan minum”

Data objektif:
1.      Mulut klien bau
2.      Gigi tampak kotor
3.      Kulit bersisik
4.      Rambut kotor dan bau
5.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Kurangnya perawatan diri
Kehilangan kontrol atau koordinasi otot

3.
Data subjektif:
“Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan”

Data objektif:
1.      Bokong klien tampak lecet kemerahan begitu juga tumit kaki tampak lecet

Gangguan integritas kulit
Mobilisasi, bagian tubuh yang lama tertekan dan terpapar zat kimia

4.
Data subjektif:
“Mulut mencong dan tidak bisa bicara dengan jelas”

Data objektif:
1.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Resiko tinggi terhadap kerusakan menelan
Kerusakan neuromusnular

5.
Data subjektif:
“kelemahan tangannya klien tidak bisa makan dan minum”
“mulut mencong”
Data objektif:
1.      BB= 50kg
2.      Hb=10 gr/dl
3.      Kesulitan menelan sehingga klien di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan intake makanan

6.
Data subjektif:
“klien sudah 1 minggu tidak BAB”
“Istri klien mengatakan seminggu yang lalu klien mengejan saat BAB sangat susah dan keras sehingga di kasih obat pencahar”

Data objektif:
1.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Gangguan eliminasi bowel
Menurunnya mobilisasi intestinal


C.    Diagnosa Keperawatan
No
Dx. Keperawatan
Tgl Ditemukan
Tgl Tercapai
Paraf
1.
Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular
19 Feb 2013
26 Feb 2013

2.
Gangguan menelan b.d kerusakan neuromusnular



3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan intake makanan



4.
Kurangnya perawatan diri b.d kehilangan kontrol atau koordinasi otot
19 Feb 2013
26 Feb 2013

5.
Gangguan integritas kulit b.d mobilisasi, bagian tubuh yang lama tertekan dan terpapar zat kimia
19 Feb 2013
26 Feb 2013

6.
Gangguan eliminasi bowel: konstipasi b.d menurunnya mobilisasi intestinal
19 Feb 2013
26 Feb 2013


















































D.    Intervensi

No
Tujuan dan KH
Intervensi
Rasional
Paraf
1.
Tujuan:
Setelah dilakukan pengkajian selama 7x24 jam gangguan mobilitas fifik klien teratasi

KH:
1.      TD= 140/80 mmHg
2.      Nadi= 84 x/m
3.      Suhu= 37oC
4.      RR= 20 x/m
5.      Kesadaran compos mentis
6.      Klien bisa mengangkat ektremitas dextra
1.      Kaji TTV
2.      Mempertahankan posisi yang nyaman
3.      Lakukan latihan aktif maupun pasif
4.      Monitor kulit yang tertekan amati kemungkinan dekubitus
5.      Cegah pasien jatuh, berikan bad strail
6.      Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
7.      Kolaborasi fisioterapi dalam program latihan
8.      Mempertahankan nutrisi yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
1.      Membantu kaji keadaan klien
2.      Mencegah iritasi dan komplikasi
3.      meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur
4.      memonitor gangguan integritas kulit
5.      mempertahankan keamanan klien
6.      mempertahankan tonus otot
7.      kerjasama dalam perawatan holistik
8.      nutrisi diperlukan untuk energi

2.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuahan keperawatan selama 7x24 jam masalah kurannya perawatan diri dapat teratasi

KH:
1.      Klien tampak bersih, segar, mulut dan gigi bersih dan tidak bau, rambut bersih dan rapih
2.      Kaji kembali pola kebutuhan personal hygine klien
3.      Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit klien dengan cara membantu mandi klien
4.      Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang
1.      Data dasar dalam melakukan intervensi
2.      Menghindari resiko infeksi kulit
3.      Mengurangi tekana dan luka dekubitus

3.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7x24 jam masalah gangguan integritas kulit dapat teratasi

KH:
1.      Bokong klien tampak kering, bersih warna kulit tidak kemerahan
2.      Kaji keadaan luka klien
3.      Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit klien dengan cara memendikan klien
4.      Observasi tanda-tanda infeksi
5.      Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
1.      Menentukan intervensi lebih lanjut
2.      Menghindari risiko infeksi kulit
3.      Mencegah infeksi secara dini
4.      Mencegah dekubitus

4.
Tujuan:
Setelah dilakukan perawatan selama 7x24 jam masalah resiko tinggi terhadap kerusakan menelan dapat teratasi

KH:
1.      Klien sudah tidak membutuhkan NGT untuk memasukan makanan
2.      Klien tidak kesulitan dalam menelan makanan
3.      Tinjauan ulang kemampuan klien secara individual gangguan lidah dan kemampuan untuk melindungi jalan nafas
4.      Berikan makanan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang
5.      Anjurkan oang terdekat untuk membawa makanan kesukaan klien
6.      Berikan cairan melaui IV dan makanan melalui NGT
1.      Intevensi nutrisi atau pilih rute makan ditentukan oleh faktor-faktor ini
2.      Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi atau gangguan dari luar
3.      Menstimulasi upaya makan dan meningkatkan masukan
4.      mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien mampu untuk memasukan segala sesuatu melalui mulut

5.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7x24 jam masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

KH
1.      Leukosit= 9000 ul
2.      Hb= 12 gr/dl
3.      BB normal
4.      Tingkat intake makanan melalui:
a.       Mengurangi gangguan dari lingkungan seperti berisik dll
b.      Jaga privasi klien
c.       Jaga kebersihan ruangan
d.      Jaga kebersihan mulut klien
e.       Bantu klien makan jika tidak mampu
3.      Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat, tertutup, dengan berikan sedikit tapi sering
4.      Cek tempratur makanan agar tidak terlalu panas atau dingin
5.      Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang b.d nutrisi jika klien menggunakan NGT
1.      Cara khusus untuk meningkatkan napsu makan
2.      Mulut yang bersih meningkatkan napsu makan
3.      Membantu klien makan
4.      Meningkatkan selera makan dan impek makan
5.      Mengurangi keram dan terbakar abdomen
6.      Meningkatkan pengetahuan agar klien lebih kooperatif

6
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7x24 jam masalah gangguan eliminasi klien teratasi

KH:
1.      Klien mengatakan BAB setiap hari
2.      BAB lunak kuning kecoklatan
3.      Catat dan kaji kembali warna konsistensi, jumlah, dan waktu BAB
4.      Kaji dan catat pergerakan usus
5.      Berikan cairan adekuat
6.      Bantu klien dalam aktivitas pasif dan aktif
7.      Berikan pendidikan kesehatan tentang
a.       Personal hygiene
b.      Kebiasaan diet
c.       Cairan dan makanan yang mengandung gas
d.      Aktifitas
e.       Kebiasaan buang air besar
1.      Pengkajiann dasar untuk mengetahui adany6a masalah bowel
2.      Deteksi dini penyebab konstipasi
3.      Membantu feses lebih lunak
4.      Meningkatkan pergerakan usus
5.      Mengurangi atau menghindari inkontensa





E.     Implementasi

No
Hari/Tgl/Jam
No. Dx
Implementasi
Evaluasi
Paraf
1.
20 Feb 2013
08:00
1.
Kaji pemeriksaan TTV
TD= 140/80 mmHg
Nadi= 84 x/m
Suhu= 37oC
RR= 20 x/m
Kesadaran compos mentis

2.
20 Feb 2013
08:15
2.
Membantu klien dalam melakukan tindakan personal hygine
Klien tampak bersih, segar, mulut dan gigi bersih dan tidak bau, rambut bersih dan rapih

3.
20 Feb 2013
09:00
6.
Membantu klien dalam melakukan tindakan eliminasi
Klien mengatakan BAB setiap hari, BAB lunak kuning kecoklatan

4.
20 Feb 2013
10:00
1.
Membantu klien dalam latihan pergerakan aktif maupun pasif
Klien belum bisa mengangkat ektremitas dextra tetapi hanya bia menggerakan jari-jari tangan dan kaki

5.
20 Feb 2013
2 jam sekali
3.
Kaji kulit klien yang terkena resiko dekubitus
Bokong klien tampak kering, bersih warna kulit tidak kemerahan

6
20 Feb 2013
12:00
5.
Observasi leukosit dan HB klien
Leukosit= 9000 ul
Hb= 12 gr/dl




F.     Evaluasi
No
Hari/Tgl/Jam
Dx. Keperawatan
Evaluasi
Paraf
1
26 Feb 2013
15:00
Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular
S: keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan sehingga semua aktivitasnya harus dibantu
O: klien belum bisa mengangkat ekstremitas dextra, tetapi hanya bisa menggerakan jari-jari tangan dan kaki
A: masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan

2
26 Feb 2013
15:00
Kurangnya perawatan diri b.d kehilangan kontrol atau koordinasi otot
S: klien mengatakan terasa nyaman pada tubuh
O: klien tampak bersih, segar, mulut dan gigi tidak bau, rambut bersih dan rapi
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

3
26 Feb 2013
15:00
Gangguan integritas kulit b.d mobilisasi, bagian tubuh yang lama tertekan
S: klien mengatakan tidak terasa sakit pada bokong dan daerah tumit kaki
O: kulit bokong klien tampak kering, bersih, warna kulit tidak ada kemerahan
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

4
26 Feb 2013
15:00
Resiko tinggi terhadap kerusakan menelan b.d kerusakan neuromusnular
S: klien tidak bisa menelan makanan
O: masih terpasang NGT
A: masalah belum teratasi
P: intervensi lanjut

5
26 Feb 2013
15:00
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan intake makanan
S: klien mengatakan tidak terasa lemah
O: TD= 140/80 mmHg
Nadi= 84x/m
Suhu= 38oC
RR= 20 x/m
Leukosit= 9000 ul
Hb= 12 gr/dl
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

6
26 Feb 2013
15:00
Gangguan eliminasi bowel: konstipasi b.d menurunnya mobilisasi intestinal
S: keluarga klien mngatakan BAB setiap hari
O: BAB lunak, warna kuning kecoklatan
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentik



G.    Dokumentasi keperawatan

Data Dasar
Data Masalah
Rencana Tindakan
Catatan Perkembangan
Data Subjektif:
“Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan”
Data Objektif:
1.      Klien tidak mampu menggerakan tangan
2.      Klien terbaring lemah ditempat tidur
3.      Bokong klien tampak lecet kemerahan begitu juga tumit kaki tampak lecet
Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular
1.      Kaji TTV
2.      Mempertahankan posisi yang nyaman
3.      Lakukan latihan aktif maupun pasif
4.      Monitor kulit yang tertekan amati kemungkinan dekubitus
5.      Cegah pasien jatuh, berikan bad strail
6.      Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
7.      Kolaborasi fisioterapi dalam program latihan
8.      Mempertahankan nutrisi yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
S: keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan sehingga semua aktivitasnya harus dibantu
O: klien belum bisa mengangkat ekstremitas dextra, tetapi hanya bisa menggerakan jari-jari tangan dan kaki
A: masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan
Data subjektif:
“kelemahan tangan dan kaki klien tidak bisa mandi, makan dan minum”

Data objektif:
1.      Mulut klien bau
2.      Gigi tampak kotor
3.      Kulit bersisik
4.      Rambut kotor dan bau
5.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Kurangnya perawatan diri b.d kehilangan kontrol atau koordinasi otot
1.      Kaji kembali pola kebutuhan personal hygine klien
2.      Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit klien dengan cara membantu mandi klien
3.      Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang
S: klien mengatakan terasa nyaman pada tubuh
O: klien tampak bersih, segar, mulut dan gigi tidak bau, rambut bersih dan rapi
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
Data subjektif:
“Keluarga klien mengatakan klien tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya sebelah kanan”

Data objektif:
1.      Bokong klien tampak lecet kemerahan begitu juga tumit kaki tampak lecet

Gangguan integritas kulit b.d mobilisasi, bagian tubuh yang lama tertekan
6.      Kaji keadaan luka klien
7.      Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit klien dengan cara memendikan klien
8.      Observasi tanda-tanda infeksi
9.      Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
S: klien mengatakan tidak terasa sakit pada bokong dan daerah tumit kaki
O: kulit bokong klien tampak kering, bersih, warna kulit tidak ada kemerahan
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
Data subjektif:
“Mulut mencong dan tidak bisa bicara dengan jelas”

Data objektif:
1.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Resiko tinggi terhadap kerusakan menelan b.d kerusakan neuromusnular
1.      Tinjauan ulang kemampuan klien secara individual gangguan lidah dan kemampuan untuk melindungi jalan nafas
2.      Berikan makanan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang
3.      Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan kesukaan klien
4.      Berikan cairan melaui IV dan makanan melalui NGT
S: klien tidak bisa menelan makanan
O: masih terpasang NGT
A: masalah belum teratasi
P: intervensi lanjut
Data subjektif:
“kelemahan tangannya klien tidak bisa makan dan minum”
“mulut mencong”
Data objektif:
1.      BB= 50kg
2.      Hb=10 gr/dl
3.      Kesulitan menelan sehingga klien di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan intake makanan
1.      Tingkat intake makanan melalui:
a.       Mengurangi gangguan dari lingkungan seperti berisik dll
b.      Jaga privasi klien
c.       Jaga kebersihan ruangan
d.      Jaga kebersihan mulut klien
e.       Bantu klien makan jika tidak mampu
2.      Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat, tertutup, dengan berikan sedikit tapi sering
3.      Cek tempratur makanan agar tidak terlalu panas atau dingin
4.      Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang b.d nutrisi jika klien menggunakan NGT
S: klien mengatakan tidak terasa lemah
O: TD= 140/80 mmHg
Nadi= 84x/m
Suhu= 38oC
RR= 20 x/m
Leukosit= 9000 ul
Hb= 12 gr/dl
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Data subjektif:
“klien sudah 1 minggu tidak BAB”
“Istri klien mengatakan seminggu yang lalu klien mengejan saat BAB sangat susah dan keras sehingga di kasih obat pencahar”

Data objektif:
1.      Kesulitan menelan sehingga di pasang NGT untuk pemberian cairan makanan
Gangguan eliminasi bowel: konstipasi b.d menurunnya mobilisasi intestinal
1.      Catat dan kaji kembali warna konsistensi, jumlah, dan waktu BAB
2.      Kaji dan catat pergerakan usus
3.      Berikan cairan adekuat
4.      Bantu klien dalam aktivitas pasif dan aktif
5.      Berikan pendidikan kesehatan tentang
a.       Personal hygiene
b.      Kebiasaan diet
c.       Cairan dan makanan yang mengandung gas
d.      Aktifitas
e.       Kebiasaan buang air besar
S: keluarga klien mngatakan BAB setiap hari
O: BAB lunak, warna kuning kecoklatan
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentik




























BAB IV
PENUTUP

    1. Kesimpulan
      1. Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang di perlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang di perkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan di selesaikan.
      2. Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan
      3. Tujuan dari sistem pencatatan adalah memfasilitasi kualitas perawatan pasien, memastikan pencatatan tentang kemajuan dengan memperhatikan hasil yang berfokus pada pasien, memfalisitasi konsistensi interdisiplin dan komunikasi tujuan serta kemajuan pengobatan.

C.    Saran
1.      Mahasiswa agar lebih banyak berlatih dalam pembuatan asuhan keperawatan
2.      Mahasiswa menggunakan buku-buku refrensi untuk menegakan diagnosa dan asuhan keperawatan



DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2009. Fundamental of nursing. Buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika


Tarwoto, wartonal. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: salemba medika.

Doenges, Marilynn. Moorhouse, Mary Frances. Geissler, alice. 2000. Rencana asuhan keperawatan edisi 3. Jakarta: buku kedokteran EGC.



Nanda. 2009-2010. Diagnosa keperawatan. Jakarta: buku kedokteran EGC

No comments:

Post a Comment