Monday 20 October 2014

sistem endokrin (dm)

BAB II
PEMBAHASAN KASUS

A.    Kasus
Seorang klien dirawat ruangan perawat umum rumah sakit swasta, klien dirawat dengan keluhan tubuhnya lemas nyaris pingsan, akhir-akhir ini klien mengeluh haus, sering BAK, Lapar, BB turun 3 kg dalam 1 bulan, keluhan lain dirasakan mudah lelah, suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki, serta penglihatannya jadi kabur, walau sudah memakai kaca mata +1. Hasil pemeriksaaan gula darah 423 mg/dl, klien diberikan insulin.sebelumnya klien meminum metformin. Klien bertanya bagaimana bisa terkena penyakit ini. diagnosa medis klien DM tipe2, perawat dan dokter serta para medik lain yang terkait melaukan perawatan secara integirasai untuk menghindari atau mengurangi komplikasi lebih lanjut.

B.     Pengkajian
1.      Riwayat kesehatan
a.       Keluhan utama
1)      Saat masuk rumah sakit
Dengan keluhan tubuhnya lemas nyaris pingsan, sering mengeluh haus, sering BAK, sering merasa lapar, BB turun 3 kg dalam 1 bulan ini, mudah lelah, suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki, pengelihatannya menjadi kabur, walau sudah memakai kacamata +1.
2)      Saat pengkajian
Hasil pemeriksaan gula darah  423 mg/dl, klien diberi insulin, sebelumnya klien meminum metformin
b.      Pemeriksaan fisik
1)      Aktivitas/Istirahat
Gejala        :           Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.
                              Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur/istirahat.
Tanda        :           Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.
                              Letargi/disorientasi, koma.
                              Penurunan kekuatan otot.
2)      Sirkulasi
Gejala        :           Adanya riwayat hipertensi; IM akut.
                              Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas.
                              Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda        :           Takikardia.
                              Perubahan tekanan darah postural; hipertensi.
                              Nadi yang menurun/tak ada.
                              Disritmia.
                              Kulit panas, kering, dan kemerahan; bola mata cekung.
3)      Integritas ego
Gejala        :           Stres; tergantung pada orang lain.
                              Masalah financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda        :           Ansietas, peka rangsang.
4)      Eliminasi
Gejala        :           Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia.
                              Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi)
                              Nyeri tekan abdomen.
                              Diare.
Tanda        :           Urine encer, pucat, kuning: poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat).
                              Urine berkabut, bau busuk (infeksi).
                              Bising usus lemah dan menurun: hiperaktif (diare).
5)      Makanan/cairan
Gejala        :           Hilang napsu makan.
                              Mual/muntah.
                              Tidak mengikuti diet; peningkatan masukan glukosa/karbohidrat.
                              Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu.
                              Haus.
                              Penggunaan diuretic (tiazid).
Tanda        :           Kulit kering/bersisik, turgor jelek.
                              Kekakuan/distensi abdomen, muntah.
                              Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula darah).
                              Bau halitosis/manis, bau buah (napas aseton).
6)      Neurosensori
Gejala        :           Pusing/pening.
                              Sakit kepala.
                              Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia.
                              Gangguan penglihatan.
Tanda        :           Disorientasi; mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental.
                              Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma).
                              Aktivitas kejang.
7)      Nyeri/kenyamanan
Gejala        :           Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat).
Tanda        :           Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
8)      Pernapasan
Gejala        :           Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak).
Tanda        :           Lapar udara.
                              Batuk, dengan/tanpa sputum purulen (infeksi).
                              Frekuensi pernapasan.
9)      Keamanan
Gejala        :           Kulit kering, gatal; ulkus kulit.
Tanda        :           Demam. Diaphoresis.
                              Kulit rusak, lesi/ulserasi.
                              Menurunnya kekuatan umum/rentang gerak.
                              Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium cukup tajam).
10)  Seksualitas
Gejala        :           Rabas vagina (cenderung infeksi)
                              Masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme pada wanita.
11)  Penyuluhan/pembelajaran
Gejala        :           Faktor resiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang lambat.
Penggunaan obat seperti steroid, diuretic (tiazid); dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan.

2.      Data Fokus
Data subjektif
Data Objektif
1.      Klien mengatakan tubuhnya lemas  nyaris pingsan
2.      Klien mengatakan akhir-akhir ini sering haus
3.      Klien mengatakan sering buang air kecil
4.      Klien mengatakan sering merasa lapar
5.      Klien mengatakan mudah lelah
6.      Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
7.      Klien mengatakan penglihatannya jadi kabur
8.      Klien mengatakan berat badannya turun 3kg dalam satu bulan ini
9.      Klien mengatakan sebelumnya klien minum metformin
Data Tambahan :
1.      Klien mengatakan suka merasa gatal-gatal

1.      Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2.      Klien diberikan insulin
3.      Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2
4.      Klien bertanya bagaimana bisa terkena penyakit ini
Data tambahan :
1.      Hasil pemeriksaan urine : keton (+)
2.      Klien tampak lemah
3.      Klien tampak pucat
4.      Turgor kulit tidak elastic
5.      Membrane mukosa kering
6.      Kesadaran compos mentis
7.      Kapileri refil >3 detik
8.      Akral teraba hangat
9.      Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
10.  Kekuatan otot ekstremitas kanan dan kiri atas serta kanan dan kiri bawah
4444
4444
4444
4444

11.  Hasil pemeriksaan Laboratorium
Leukosit 4.500 u/L
Hemoglobin   :  10gr/dl
Albumin  : 3,0 gr %

12.  Berat Badan  : 50kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT    :  BB / (TB)²
           : 50 / 2,7                                 
           :  18,5

3.      Analisis Data
NO
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
PARAF
1.       
Data subjektif:
1.      Klien mengatakan tubuhnya lemas  nyaris pingsan
2.      Klien mengatakan sering merasa lapar
3.      Klien mengatakan mudah lelah
4.      Klien mengatakan berat badannya turun 3kg dalam satu bulan ini
5.      Klien mengatakan sebelumnya klien minum metformin
Data objektif:
1.      Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2.      Klien diberikan insulin
3.      Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2
Data tambahan :
1.      Klien tampak lemah
2.      Klien tampak pucat
3.      Turgor kulit tidak elastic
4.      Membrane mukosa kering
5.      Kesadaran compos mentis
6.      Hasil pemeriksaan Laboratorium
·         Leukosit 4.500 u/L
·         Hemoglobin   :  10gr/dl
·         Albumin  : 3,0 gr %
7.       Berat Badan   : 50kg
Tinggi Badan  : 165 cm
       IMT    :  BB / (TB)²
                  : 50 / 2,7
                        :  18,5
8.      Akral teraba hangat
9.      Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
10.  Hasil pemeriksaan Laboratorium Leukosit 4.500 u/L
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakcukupan insulin
Ns. Dewi
2.       
Data subjektif:
1.      Klien mengatakan tubuhnya lemas  nyaris pingsan
2.      Klien mengatakan akhir-akhir ini sering haus
3.      Klien mengatakan sering buang air kecil
4.      Klien mengatakan mudah lelah
5.      Klien mengatakan berat badannya turun 3kg dalam satu bulan ini
6.      Klien mengatakan sebelumnya klien minum metformin

Data Objektif:
1.      Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2.      Klien diberikan insulin
3.      Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2

Data tambahan :
1.      Hasil pemeriksaan urine : keton (+)
2.      Klien tampak lemah
3.      Klien tampak pucat
4.      Turgor kulit tidak elastic
5.      Membrane mukosa kering
6.      Kesadaran compos mentis
7.      Kapileri refil >3 detik
8.      Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C

Kekurangan volum cairan
Diuresis osmotic
Ns. Dewi
3.       
Data subjektif:
1.      Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
Data tambahan :
1.      Klien mengatakan suka gatal-gatal.
Data objektif:
1.      Hasil pemeriksaan gula darah : 423 mg/dl
2.      Klien diberikan insulin
3.      Dokter mendiagnosa klien Diabetes Militus Tipe 2

Data tambahan :
1.      Klien tampak lemah
2.      Klien tampak pucat
Gangguan perfusi jaringan perifer
Penghentian aliran darah arteri
Ns. Dewi
4.       
Data subjektif:
1.      Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
2.      Klien mengatakan penglihatannya jadi kabur
Data objektif :
1.      Kesadaran compos mentis
2.      Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37.5º C
3.      Kekuatan otot ekstremitas kanan dan kiri atas serta kanan dan kiri bawah
4444
4444
4444
4444
Resiko cedera jatuh
Penurunan fungsi penglihatan
Ns. Dewi







C.    Diagnosa
NO
DIAGNOSA
TGL DITEMUKAN
TGL TERCAPAI
PARAF
1.       
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakcukupan insulin
24 Maret 2014
27 Maret 2014
Ns. Dewi
2.       
Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotic
24 Maret 2014
27 Maret 2014
Ns. Dewi
3.       
Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penghentian aliran darah arteri
24 Maret 2014
27 Maret 2014
Ns. Dewi
4.       
Resiko cedera jatuh b.d penurunan fungsi penglihatan
24 Maret 2014
27 Maret 2014
Ns. Dewi

D.    Intervensi Keperawatan
NO
TUJUAN DAN KERITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
PARAF
1.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam masalah keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakcukupan insulin dapat teratasi dengan Kriteria hasil:
1.      Pasien tidak lemah atau penurunan tingkat kelemahan.
2.      Peningkatan berat badan atau berat badan ideal atau normal.
3.      Nilai normal laboratorium hemoglobin 13-16gr/dl untuk wanita 12-14 gr/dl.
4.      Nilai laboratorium yang terkait DM normal (terutama GDS 60-100 mg/dl, kolesterol total 150-250mg/dl, protein total 6-7,0 gr/dl)
5.      Pasien habis 1 porsi makan,setiap kali makan sesuai jumlah kalori yang dianjurkan.

Mandiri:
1.         Timbang berat badan atau  ukur lengan setiap hari sesuai dengan indikasi.
2.         Tentukan program diet dan pola makan pasien sesuai dengan kadar gula yang dimiliki.
3.         Libatkan keluarga pasien dalam memantau waktu makan, jumlah nutrisi.
4.         Observasi tanda-tanda hipoglikemi (perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab atau dingin, denyut nadi cepat, lapar, cemas, sakit kepala,pusing, sempoyongan)
Kolaborasi :
1.      Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah, aseton
2.      Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan tekhnik IV secara intermiten atau secara kontinyu
3.      Lakukan konsultasi dengan ahli diet
4.      Berikan diet 60% karbohidrat, 20% protein dan 20% lemak dan penataan makan dan pemberian makan tambahan.
Mandiri :
1.      Mengkaji indikasi terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi penderita DM
2.      Menyesuaikan antara kebutuhan kalori dan kemampuan sel untuk mengambil glukosa
3.      Meningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol masukan nutrisi sesuai kemampuan untuk menarik glukosa dalam sel.
4.      Karena metabolise karbohidrat mulai terjadi, gula darah akan berkurang dan sementara pasien tetap diberikan insulin maka hipoglikemia dapat terjadi.
5.       Gula darah akan menurun perlahan dengan penggunaan terapi insulin terkontrol.
6.      Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan kedala sel, pemberian intravena merupakan rute pilihan utama karena absorpsi dari jaringan subkutan mungkin tidak menentu/sangat lambat.
7.      Kebutuhan diet penderita harus sesuai dengan jumlah kalori karena jika tidak terkontrol akan beresiko hiperglikemia.
8.      Intake kompleks karbohidrat (jagung, wortel, brokoli, buncis, gandum) berdampak pada penekanan kadar glukosa darah, kebutuhan insulin, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan rasa kenyang.
Ns. dewi
2.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d dieuresis osmotic
Keriteria hasil:
1.      Tanda-tanda vital stabil( dan mendekati aman nadi 80-90x/menit, TD : 100-140/ 80-90mmHg, Suhu tubuh : 36,5- 37,4ºc, RR: 20-22x/menit)
2.      Nadi perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakhialis, arteri dorsalis pedis.
3.      Turgor kulit dan pengisian kapiler baik dibuktikan dengan kapilary refiil >2detik.
4.      Keluaran urine dalam kategori aman >100cc/hari sampai batas normal 1500cc- 1700cc
5.      Kadar elektrolit urine dalam batas normal dengan nilai natrium 130-220Meq/24 jam, kalium 25-100meq/24jam, klorida 120-250 meq/L, Magnesium 1,0-2,5 mg/dl
Mandiri :
1.   Dapatkan riwayat pasien atau orang terdekat.tentang lama dan frekuensi urin.
2.   Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD
3.   Kaji suhu, warna turgor kulit dan kelembabannya
4.   Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosa.
5.   Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine
Kolaborasi :
1.    Berikan terapi cairan normal 1 atau 1/2 normal salin dengan atau tanpa dextrose.
2.   Pemasangan kateter urin jika perlu
3.   Pantau pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit, osmolalitas darah, natrium.
4.   Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui IV atau melalui oral sesuai indikasi
Mandiri:
1.      Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total.semakin tinggi lama dan frekuensi urine maka semakin banyak resiko kehilangan cairan.
2.      Penurunan volume cairan darah atau hipovolemik akibat dieuresis osmosis dapat dimanifestasikan oleh hipotensi, takikardi dan nadi lemah.
3.      Dehidrasi yang disertai demam akan teraba panas, kemerahan dan kering dikulit. Sedangkan penurunan turgor kulit sebagai indikasi penurunan volume cairan pada sel.
4.      Nadi yang lemah, pengisian kapiler yang lambat sebagai indikasi penurunan cairan dalam tubuh.semakin lemah dan lambat dalam pengisian semakin tinggi derajat kekurangan cairan.
5.      Untuk mengganti cairan dengan cepat, tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara individual.
6.      Memberikan pengukuran yang tepat atau akurat terhadap pengukuran keluaran urin
7.      Mengkaji tingkat hidrasi dan seringkali meningkat akibat kemokonsentrasi yang terjadi setelah dieuresis osmotic
·         Meningkat sehubungan dengan adanya hiperglikemia dan dehidrasi.
·         Kadar natrium yang tinggi mencerminkan kehilangan cairan atau dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam berespon terhadap sekresi aldosteron.
8.      Kekurangan kalium dan elektrolit akan mempengaruhi system tubuh misalnya penurunan eksitasi persyarafan. Kalium harus ditambahkan pada IV pada hipokalemia.

Ns. Dewi
3.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan perifer b.d Penghentian aliran darah arteri dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1.      Klien tidak merasakan kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki
Mandiri :
1.   Observasi warna kulit bagian yang sakit.
2.   Catat penurunan nadi; pengisian kapiler lambat; perubahan trofik kulit (tak berwarna, mengkilat/tegang).
3.   Evaluasi sensasi bagian yang sakit, contoh tajam/dangkal, panas/dingin.
4.   Lindungi dari cedera, contoh hindari dari aktivitas menggunakan alat tajam, memerlukan fungsi motorik halus, atau melibatkan panas/dingin (mengetes air mandi).
Mandiri :
1.      Selama perubahan warna, bagian yang sakit pertama menjadi dingin dan kebas, kemudian berdenyut, dan sensasi kesemutan.
2.      Perubahan ini menunjukkan kemajuan/proses kronis.
3.      Sensasi sering menurun selama serangan atau kronis pada penyakit tahap lanjut.
4.      Kurangnya kesadaran bahwa sensasi menurun dapat menimbulkan situasi dimana bagian yang sakit terganggu.
Ns. Dewi
4.











Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24jam diharapkan tidak terjadi resiko cedera jatuh pada pasien dengan kriteria hasil   :
1.   Mengidentifikasi faktor-faktor resiko cedera
2.    Memodifikasi lingkungan sesuai petunjuk untuk meningkatkan keamanan dan penggunaan sumber-sumber secara tepat.
Mandiri:
1.   Hindarkan alat-alat yang dapat menghalangi aktivitas pasien
2.   Gunakan bed yang rendah
3.   Orientasikan untuk pemakaian alat bantu penglihatan ex. Kacamata
4.   Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
Mandiri:
1.      Untuk meminimalisir terjadinya cedera
2.      Meminimalkan resiko cedera
3.      Membantu dalam penglihatan klien
4.      Agar tidak terjadi cedera.
Ns. Dewi


No comments:

Post a Comment